Sunday, June 22, 2008

Bapak! 6 Mei 1940 - 20 Juni 2008

Bapak saat masih muda


Bapakku yang mengemari buku Andrea Hirata


Beberapa kali kulihat Bapak terharu membaca buku sang pemimpi


Bapakku bertemu penulis buku Laskar Pelangi, Andrea Hirata


Tempat peristirahatan Bapak yang terakhir

SAPRI HASJIM

6 Mei 1940-20 Juni 2008

20 Juni 2008 pukul 2 pagi lewat, Bapakku menghembuskan nafas terakhirnya di dunia. saat akhirnya nafasnya tak ada, air mataku baru bercucuran setelah beberapa detik berlalu. perasaan yang begitu bercampur aduk. berbagai penyesalan pun muncul. mengapa hari kamis itu aku tak banyak bicara dengannya. mengapa aku menyepelekan sakitnya hingga di akhir kematiannya tak sempat aku katakan maaf padanya. bhakan karena tertidur pulas aku tak mendengar teriakan bapak yang meminta maaf pada anak-anaknya. bapak maafkan aku!

hari minggu kemarin rasa rindu menggelayuti hatiku. banyak kenangan walau rasanya masih kurang aku membuat kenangan dengannya.

aku ingat saat bapak memanggilku hanya untuk mengartikan sebuah lagu bahasa inggris yang tertulis di buku sang pemimpi milik Andrea Hirata. aku masih ingat saat bapak menangis membaca buku sang pemimpi di akhir ceritanya. sambil tertawa aku memberikan tisu pada bapakku. masih ingat saat bapakku menyuruh memberesakan lemari bukuku, tetapi selalu aku berkata nanti sampai akhirnya ia memberesakannya sendiri. aku pun masih ingat saat adikku selalu memintaku menjemur pakaian, tetapi karena aku tidak cepat melakukannya akhirnya bapakku yang menjemurnya dan akhirnya kami menjemurnya bersama-sama.

Pagi hari biasanya Bapak pergi ke mesjid dan pulang saat aku sedang menyapu rumah, aku rindu kenangan-kenangan itu. sosok bapak yang tertidur di sofa, bapak yang sedang mengurusi ayam-ayamnya, semuanya. bahkan bayangan saat bapak memarahi saat aku masih kecil pun menjadi sesuatu yang sangat berharga saat ini.

tak ada yang menyangka kepergiannya begitu cepat hingga aku pun masih bersikap seperti biasa saja. hari kamis siang ibuku menyruhku untuk membeli tempe untuk bapak makan, tetapi banyak sekali alasan yang aku katakan, tetapi untunglah akhirnya aku pergi juga untuk membeli pindang bandeng. aku menggorengnya walau satu sisinya agak gosong. aku siapkan makan siangnya. aku pun makan siang bersamanya. seandainya aku tidak melaksanakan itu pasti perasaan bersalah akan menggelayutiku, tetapi hari itu mengapa aku tak banyak bicara dengannya. padahal biasanya aku sering bercanda dengan bapak dan adikku yang sering bertanya pertanyaan-pertanyaan SPMB pada bapak.

Bapakku suka sekali membaca. ia begitu terharu dengan toko arai di sang pemimpi. ia suka sekali karya-karya Andrea Hirata. Ia merasakan hebatnya Maulana M Syuhada dalam 40 days in europe. dia membaca Dongmu karya Jamal. Ia sering mengucapkan "si dakocan" saat membaca Totto Chan. buku yang terakhir dia baca dan belum ia selesaikan adalah Girls in Riyads.

Kini yang ada dalam hatiku adalah agar Allah mencurahkan cinta-Nya untuk bapak hingga bapak dapat hidup dengan damai di sisi-Nya.

saat kecil bapak adalah sosok yang menakutkan bagiku, tetapi entah mengapa saat kemarin aku melihat foto-foto masa kecilku bersama bapak, yang aku rasakan hanyalah perasaan rindu akan sosoknya.

semoga semua perasaan ini adalah perasaan haru seorang anak karena insya Allah aku telah mengikhlaskan kepergiannya.



Bapak terima kasih!

Aku sayang bapak!