Saturday, January 29, 2011

Kering

Mungkin aku terlalu mencintai mereka. Atau memendam cita-cita pada mereka.
Aku ingin tersenyum bangga suatu hari nanti walau hati dalam gusar yang tak jua terurai.
Aku pun seolah menjadi tak nyaman dengan orang-orang bercerita tentang suksesnya mereka.
Apakah aku iri?

Sungguh aku lelah seorang diri mempertahankan idealisme.
Aku pun tak mampu melepaskannya setelah aku iming-imingi mereka dengan masa depan mereka dengan pendidikan, tapi ya... ya... aku sangat gusar. Bercerita pada seorang temanpun rasanya tak bisa jadi pilihan karena aku telah memilih jalan ini.

Aku harus hidup dengan idealisme ini
di saat yang sama kehidupan realita mendesak aku untuk meninggalkan idealisme ini.
Waktu terus bergerak... dan aku tahu waktu aku mengambil keputusan sangat dekat.
Terus terang aku sangat ingin menangis saat ini. Sedikit tak tahan dengan kebimbangan kecil ini.
Idealisme di pendidikan bukanlah hal yang salah, bukan?
namun, mengapa terasa kering harganya.
Banyak yang dipertaruhkan dengan sedikit hasil yang diterima.

Sering rasanya tak ingin aku mendengar cerita orang-orang
mereka bahkan tak tahu usahaku seperti apa
dan usahaku ini mungkinlah hal yang biasa untuk mereka...

ya...
kering!
kering sekarang ini
Sekarang yang ada hanyalah harapan untuk bisa tetap bertahan
tidak menjadi gila karena masalah ini

Semua ada penyelesaiannya
Bahkan ditengah kesepian ini

Saturday, January 22, 2011

Meriahnya Sepak Bola Indonesia


Tulisan ini adalah tulisan yang ingin aku tulis dari dulu saat piala AFF 2010 baru saja usai, tetapi entah mengapa malas sekali padahal gambaran hebatnya hari itu menggerakan hatiku.

Aku bukan perempuan yang gila bola, bisa dibilang aku orangnya musiman. Saat pertandingan Indonesia lawan Malaysia di babak penyisihan aku pun tidak menonton hanya saja berita itu ramai di Facebook. Kemudian munculah pemain baru yang menjadi Idola baru. Siapa lagi kalau bukan Irfan Bachdim. Harus aku akui bahwa dia memang menjadi magnet yang menarik aku untuk melihat, walau setelah lama aku menikmati… sepakbola adalah masalah tim bukan perorangan. Mulai dari sana aku tahu pemain timnas lainnya.

Aku sempat kesal dengan ramainya pemberitaan yang begitu berlebihan dan cenderung tidak profesional saat itu dan gongnya Indonesia harus menelan kekalahan di Stadion Bukit Jalil hari itu. Namun, satu hal yang membanggakanku bahwa rakya Indonesia pada umumnya masih bangga dengan timnas walau mereka kalah.

Pada pertandingan leg kedua yang juga menjadi penentuan, Indonesia memerah! Begitu membanggakan! Di awal permainan terlihat sorotan sinar laser dari penonton pada penjaga gawang Malaysia, tetapi untunglah penonton lain langsung menghentikan tindakan salah satu oknum yang kampungan itu. Di sana aku melihat spotifnya penonton Indonesia walaupun akhirnya Timnas Garuda tetap tidak menjadi juara AFF 2010.

Usai permainan Timnas masih dielu-elukan dan Nurdin Halid tetap dicaci. Ternyata pemain dan penonton jauh lebih sportif dari pada ketua PSSI itu. Hemh… kapan ya pejabat Indonesia dielu-elukan ya?

Sampai hari ini berita sepak bola masih lumayan menjadi pembicaraan karena masalah PSSI Vs LPI. Sebagai guru yang merasakan carut marutnya sistem pendidikan di Indonesia dan memiliki impian untuk memiliki sekolah sendiri yang tidak mengikuti sistem pemerintah, rasanya aku mengerti mengapa akhirnya LPI itu terbentuk.

Berita terakhir mengenai bola adalah mengenai PSSI yang bisa saja terkena sanksi dari FIFA karena kehadiran LPI, tapi menurutku dari dulu FIFA sudah memberikan sanksi kepada PSSI karena membiarkan seorang yang pernah dipenjara dan bermasalah menjadi Ketua PSSI. Ada yang tahu mengapa FIFA tidak memberikan sanksi mengenai masalah ini?