Pagi, ketika kakakku membangunkanku, aku merasa disadarkan kembali akan kegagalanku. Aku tak ingin menangisi kegagalan ini, aku tak ingin bersedih kegagalan ini, walau nyatanya kegagalan ini cukup menyesakkan dadaku di saat aku berusaha untuk kembali. Hal yang kubenci dari kegagalan ini adalah aku telah mengecewakan orang lain dengan kegagalan ini.
Kegagalan adalah hal yang biasa dalam hidupku. Begitu banyak kegagalan yang membuatku merasa tidak berarti dan kalah dalam menjalani kehidupan ini. Sebenarnya aku merasa sudah kebal dengan kegagalan-kegagalan yang akan datang. Hal yang membuatku akan mengutuki dunia ini dan mengutuki diri sendiri untuk sesaat.
Gagal, gagal, dan gagal sudahlah! Jangan kau menyakitiku lagi! Jangan kau buat aku ingin berhenti di tengah jalan. Jangan kau membuatku ingin behenti berjuang. Gagal adalah sebuah proses menuju keberhasilan bukan. Hah!!! Dunia, kau menyakitiku. Di antara banyak kesadaranku, kau membuat dirimu menjadi prioritas kala aku terpuruk seperti hari ini.
Aku sedang ingin kembali berjuang! Mengisi hidup dengan arti! Membunuh perasaan yang begitu dingin dan mati! Membuat cerita bahagia dalam hidup! Aku masih ingin tersenyum! Aku masih ingin tertawa! Aku masih ingin bahagia! Gagal, JANGAN BUNUH AKU! 失敗