happy-rainbow
from this moment try to make full colors life
Thursday, May 26, 2011
Kepada penyendiri
Sepi pun dia kulum
Dalam waktu demi waktu
terpancar wajah-wajah penuh sinar
Apa yang dia pikul?
seolah tak sehelai pun kejayaan
Sekarung gelisah dia bawa kesana kemari
Mengharap penerus-penerusnya bisa ia andalkan
Peluh pun dia santap
Cemburu pun dia telan
Dalam halaman demi halaman
terpancar tulisan-tulisan penuh kegelimangan
Apa yang dia pikul?
Seolah tak segenggam emas pun dia hasilkan
Sekarung kesadaran bercampur iri dia endapkan di hati
berharap cerita manusia tak harus selalu sama
Saturday, March 19, 2011
Seperti Berlari
Bukan hanya sekedar berlari, tapi meyakinkan diri kalau aku bisa melakukannya sendiri, bukan juga bermaksud berpikiran bahwa saya orang Individualis, walaupun aku merasa memang aku cenderung orang yang suka bekerja sendiri.
Lari pagi hari ini aku lakukan dengan sebuah tekad bahwa jalan keluar dari masalahku ini akan aku temukan. Seperti menghadapi tanjakan memang, butuh tenaga ekstra, tetapi untuk masalahku ini... keberanianlah yang harus ditonjolkan. Ya, aku harus mengeluarkan keberanian yang lebih.
Kesana kemari... harus aku lakukan...
peluh memang harus keluar...
Namun, kebahagiaan tiada tara saat aku berhasil sampai rumah tanpa berjalan, tapi terus berlari....
Semoga aku tak pernah putus asa...
Semoga Allah tetap membantuku....
Thursday, March 10, 2011
日本語能力試験N1
成績は思ったとおりと同じです。読解に方は一番最低です。
そのとき少しも勉強しなかったから 生きている間にその成績の最低は当然です。
来年の試験はまた受けるかな。。。
受けたいならいまから勉強しなければならないです。
さき少ししか勉強しなかったんです。ちょっと面白い文を見つけました。
生成といえども勉強し続けなければ時代遅れしまうと書いている。それはそうですね。。。
今高校学校先生になっているんですが、日本語はまた弁要し続けないから能力は失ってしまう。
頑張ります
Tuesday, March 8, 2011
日本語は どうになる?
いま学校で日本語を教えてといっても実は自分の能力のためにはなかなかアップしない。後輩よりもっと最低だ。
確かに言葉は使わなかったら何時までも順調と話せないと思うだ。あたしは日本の歌とか興味深い人じゃないですけど。。。じゃ。どうすれば いいなの?
Sunday, February 20, 2011
Kejujuran
Terdiam
Tertunduk
aku pun berpikir...
Ya, selama ini aku hanya mencoba tegar
aku takut dengan harapan yang akan lenyap di depan mata
hingga terkadang aku lenyapkan saja...
Namun...
oh salju dengan romantisnya saat ini...
menyapa aku yang terdiam dan duduk di sebuah sudut
salju yang dingin menjadi kehangatan yang membahagiakan
oh...
begini ternyata rasa yang kupertanyakan...
Di sana berdiri kebahagian membisiku dengan manis
Aku pun begitu tergoda
Jadilah aku mengerti...
Tak selamanya aku boleh begini
Aku harus menyambut salju dengan kehangatan senyum
Suatu hari pertanyaan yang kupenasarani pasti akan terjawab
Saat langkah-langkah memendek
saat langkah - langkah jaraknya tak lebih dari sejengkal
Saat senyuman - senyuman tersipu di hadapan
Saat bibir berkata
Saat itulah... aku mungkin tak akan lagi merecoki diri sendiri dengan tanggung jawab...
Saturday, January 29, 2011
Kering
Aku ingin tersenyum bangga suatu hari nanti walau hati dalam gusar yang tak jua terurai.
Aku pun seolah menjadi tak nyaman dengan orang-orang bercerita tentang suksesnya mereka.
Apakah aku iri?
Sungguh aku lelah seorang diri mempertahankan idealisme.
Aku pun tak mampu melepaskannya setelah aku iming-imingi mereka dengan masa depan mereka dengan pendidikan, tapi ya... ya... aku sangat gusar. Bercerita pada seorang temanpun rasanya tak bisa jadi pilihan karena aku telah memilih jalan ini.
Aku harus hidup dengan idealisme ini
di saat yang sama kehidupan realita mendesak aku untuk meninggalkan idealisme ini.
Waktu terus bergerak... dan aku tahu waktu aku mengambil keputusan sangat dekat.
Terus terang aku sangat ingin menangis saat ini. Sedikit tak tahan dengan kebimbangan kecil ini.
Idealisme di pendidikan bukanlah hal yang salah, bukan?
namun, mengapa terasa kering harganya.
Banyak yang dipertaruhkan dengan sedikit hasil yang diterima.
Sering rasanya tak ingin aku mendengar cerita orang-orang
mereka bahkan tak tahu usahaku seperti apa
dan usahaku ini mungkinlah hal yang biasa untuk mereka...
ya...
kering!
kering sekarang ini
Sekarang yang ada hanyalah harapan untuk bisa tetap bertahan
tidak menjadi gila karena masalah ini
Semua ada penyelesaiannya
Bahkan ditengah kesepian ini
Saturday, January 22, 2011
Meriahnya Sepak Bola Indonesia
Tulisan ini adalah tulisan yang ingin aku tulis dari dulu saat piala AFF 2010 baru saja usai, tetapi entah mengapa malas sekali padahal gambaran hebatnya hari itu menggerakan hatiku.
Aku bukan perempuan yang gila bola, bisa dibilang aku orangnya musiman. Saat pertandingan Indonesia lawan Malaysia di babak penyisihan aku pun tidak menonton hanya saja berita itu ramai di Facebook. Kemudian munculah pemain baru yang menjadi Idola baru. Siapa lagi kalau bukan Irfan Bachdim. Harus aku akui bahwa dia memang menjadi magnet yang menarik aku untuk melihat, walau setelah lama aku menikmati… sepakbola adalah masalah tim bukan perorangan. Mulai dari sana aku tahu pemain timnas lainnya.
Aku sempat kesal dengan ramainya pemberitaan yang begitu berlebihan dan cenderung tidak profesional saat itu dan gongnya Indonesia harus menelan kekalahan di Stadion Bukit Jalil hari itu. Namun, satu hal yang membanggakanku bahwa rakya Indonesia pada umumnya masih bangga dengan timnas walau mereka kalah.
Pada pertandingan leg kedua yang juga menjadi penentuan, Indonesia memerah! Begitu membanggakan! Di awal permainan terlihat sorotan sinar laser dari penonton pada penjaga gawang Malaysia, tetapi untunglah penonton lain langsung menghentikan tindakan salah satu oknum yang kampungan itu. Di sana aku melihat spotifnya penonton Indonesia walaupun akhirnya Timnas Garuda tetap tidak menjadi juara AFF 2010.
Usai permainan Timnas masih dielu-elukan dan Nurdin Halid tetap dicaci. Ternyata pemain dan penonton jauh lebih sportif dari pada ketua PSSI itu. Hemh… kapan ya pejabat Indonesia dielu-elukan ya?
Sampai hari ini berita sepak bola masih lumayan menjadi pembicaraan karena masalah PSSI Vs LPI. Sebagai guru yang merasakan carut marutnya sistem pendidikan di Indonesia dan memiliki impian untuk memiliki sekolah sendiri yang tidak mengikuti sistem pemerintah, rasanya aku mengerti mengapa akhirnya LPI itu terbentuk.
Berita terakhir mengenai bola adalah mengenai PSSI yang bisa saja terkena sanksi dari FIFA karena kehadiran LPI, tapi menurutku dari dulu FIFA sudah memberikan sanksi kepada PSSI karena membiarkan seorang yang pernah dipenjara dan bermasalah menjadi Ketua PSSI. Ada yang tahu mengapa FIFA tidak memberikan sanksi mengenai masalah ini?