Wednesday, December 1, 2010

Tersesat di RSHS? Tanya Tukang Koran!

Minggu lalu adalah pengalaman pertamaku mengunjungi RSHS (Rumah Sakit Hasan Sadikin) Bandung di daerah Pasteur. Ngemplad pisan perjalanan dari rumahku daerah Ujungberung sampai sana. Selama perjalananku ke sana, terbayang rumah sakit yang jauh dari kata "bagus" karena itu rumah sakit pemerintah dan untuk rakyat (rasanya sudah biasa membayangkan pelayanan untuk rakyat itu memang tidak bagus). Namun bayanganku itu langsung buyar begitu aku sampai di sana.

Loh Kok Bagus!

Masuklah aku ke sana, rasanya tidak jauh berbeda seperti memasuki rumah sakit Advent. Namun, tak lama rasa itu dapat aku rasakan. Ketika bertanya pada satpam bagian kulit dan kelamin, satpamnya bingung. "kliniknya?" tanyanya. Aku tidak mengerti. Aku berikan saja surat rujukan dari dokter di sini. Mendekatlah kami pada petugas-petugas yang lain untuk memastikan. Akhirnya aku (dengan kakakku) disuruh keluar dulu lalu ke belakang. Dalam hati sudah mulai bertanya-tanya... "kok keluar ya!"

Keluarlah kami menuju belakang gedung....
Hemh... Tampilannya sangat jauh berbeda. Maaf tapi dalam hatiku langsung terbesit. "kaya rumah susun"

Oke, aku lanjutkan perjalanan dan masuklah aku ke sana. Ternyata inilah RSHS yang ada dalam bayanganku selama di angkot. Ya seperti rumah sakit rakyat pada umumnya banyak pasien dengan segala macam dokumen.

Hemh.... Kok dalamnya membingungkan ya! tidak jelas arahnya kemana, tanda-tanda informasinya, tapi sudahlah setidaknya masih ada satpam di sana. Aku lupa bagaimana satpam menerangkan jalan padaku untuk sampai ke bagian kulit dan kelamin, tapi sebelumnya aku harus daftar. Saking bingungnya aku sampai minta diterangkan lagi.

Sebenarnya belum benar-benar mengerti dan terbayang di kepala, tapi kami hajar saja! sampai di pertengahan ... "di mana sih?"

Ah mungkin itu tempat daftarnya! eh ternyata kami melihat bagian informasi. Hanya untuk meyakinkan saja, kami coba tanya bagian informasi. pertanyaanku sih tidak berhubungan dengan bagian loket pendafataran tetapi...

"bu, apa yang dapat rujukan juga harus daftar?"
"mau ke dokter siapa?"
"ini bu, saya nggak bisa bacanya" (aku memang tidak bisa baca surat rujukan dari dokter)
"oh ibu......., ke lantai dua aja... lewat sini terus nanti ada jembatan........(dst)" (patokanku jembatan)
"daftarnya?"
"Daftarnya nanti di sana!"

Oke keluarlah aku dari bagian informasi dan mencari tempat selanjutnya. Aku dan kakakku mulai saling berpandang.

"jembatan yang mana?"
membatulah kami. sudah merasa jenuh... "harus gini ya mau ke dokter aja"

"kemana neng? tanya tukang koran. kami tidak bergeming. Dalam benakku 'tau apa tukang koran'
"Mau ke dokter siapa Neng?" tanyan tukang koran lagi.
"ke dokter ............." kataku.
"Oh ke atas aja, lewat sana. dokter itu mah di lantai dua"

OOPS! ternyata tukang koran lebih bisa diandalkan daripada papan penunjuk jalan dan bagian informasi. Memang benar ternyata bagian yang aku cari ada di lantai dua.

And what next?
Pergilah kami ke bagian pendaftaran yang di bagian kulit dan kelamin. Aku berikan surat rujukannya.
"Oh ibu ........ (si dokter sepertinya tidak ada, karena petugas pendaftaran memperlihatkan wajah itu) ya udah neng sekarang mah daftar aja dulu dibawah!"

Ya ampun!!! Balik lagi?
Oke! just do it!
Satpam yang pertama bertemu di bangunan belakang ini memang berkata yang di bawah. Berarti memang tidak singkron antara Satpam dan bagian informasi. Hemh...

At least....
oh At least...
setelah mendaftar aku punya kartu kesehatan yang bagus...



Setelah itu barulah aku bisa bertemu dokter... PRAKTEK (alias dokter muda... kan aku dirujuknya ke ibu..........)

Satu lagi...
Rasanya memang RSHS sudah melekat sebagai rumah sakit orang miskin (maaf)... sampai-sampai dokternya bertanya pada temannya saat akan memberi aku resep. "which one is cheaper?"

Hehehe mungkin wajahku tampak miskin dan tak mengerti bahasa Inggris...
Sudahlah... aku memutuskan untuk tidak kembali untuk ini. Aku sedang memikirkan pilihan kedua. Langsung ke klinik kecantikan saja!

2 comments:

Djendral said...

Bukannya di RSHS lebih banyak tukang nasi? hehehehe.....nice posted, please add my link into ur blogroll N follow me

http://djendral-berbagi.blogspot.com/2010/01/kehamilan-dua-janin-atau-lebih.html

rainbow said...

haha... iya dibagian belakang banyak tukang dagangnya...