결혼 하자!
(ayo kita menikah!)
sejak kapan aku begitu ingin menikah?
Saat aku mulai menonton drama tentang pernikahan. Mengapa rasanya menikah terlihat indah? Berbagi kehidupan dengan seseorang. Pokoknya pernikahan adalah sebuah keindahan bagiku. Namun, itu cerita drama, saat aku mengahdapi banyak cerita tentang pernikahan yang begitu banyak dengan cerita penderitaan, aku pun berpikir kembali? Apa yang akan terjadi jika aku menikah? Apa ceritanya akan seperti drama? Atau seperti cerita-cerita yang aku dengar di kenyataan ini? Pernikahan itu menyeramkan, mengikuti suami yang sama sekali tidak mengerti diriku, orang tua yang selalu ikut campur, masalah anak, pendidikannya dan hanya menjadi seseorang wanita yang tinggal di dalam rumah menunggu suaminya pulang, memasak, dan mati sebagai ibu rumah tangga.
Aku...
Aku bukan perempuan seperti itu, aku tahu pekerjaan seorang ibu rumah tangga bukanlah pekerjaan yang mudah. Tapi... aku perempuan dengan banyak alergi, saat menikah aku tidak akan seperti perempuan lain yang bisa mencuci dan mengepel, karena mungkin saat berkeluarga denganku siapkanlah buget yang besar untuk semua peralatan berteknologi tinggi karena aku tidak dapat bekerja manual. Aku tahu setelah menikah banyak sekali seabreg tanggung jawab yang akan aku emban, karena itu mungkin aku akan kehilangan ruangku sebagai diriku. Maka dari itu aku ingin seseorang bisa memberikan tempat untukku menjadi diriku bukan sebagai istri atau juga ibu. Hah! Rasanya ini permintaan yang sulit. Aku sampai saat ini belum menemukan cita-citaku. Jika cita-citaku baru aku temui setelah aku menikah maka aku mungkin aku ingin memiliki space-ku. Intinya aku tidak mau seperti babu. Jangan membuatku bertanya apa bedanya seorang istri dan seorang pembantu?
Ayo kita menikah!
Awalnya kalimat ini ingin cepat diucapkan, tapi sekarang aku jadi banyak berpikir. Menikah, bukanlah kebahagian berdua. Suatu hari akan ada anak bukan? Dan aku tidak tahu bagaimana membuat seorang anak bahagia tinggal di dunia ini?
Karena itu saat ini aku merasa belum cukup dewasa untuk menjadi seseorang yang harus mengerahkan pikiran pada segala hal di saat aku sendiri belum dapat mengurus diriku.
Banyak hal yang aku pinta, salah satunya adalah dia orang yang mau berusaha untuk hidup mapan. Aku sudah bilang kan aku ingin kaya.
“Uang bukanlah segalanya, tapi tanpa uang kebahagian terasa jauh”
Tentang perasaanku sendiri. Berusahalah untuk tetap menjadi orang yang ingin aku pertahankan, dan aku harap dia memiliki rasa “Dunia ini tidak bisa tanpamu!”
No comments:
Post a Comment