“Manusia Yang Beruntung Adalah Yang Tidak Pernah Dilahirkan”
Aku sudah lupa kalimat tepatnya dari film GIE ini, tapi kalimat ini cukup berpikir panjang. Apa kalimat ini benar? Akhirnya inilah jawabanku:
“AKU TAK INGIN MENYALAHKAN ATAU MEMBENARKAN KALIMAT INI!”
Jika aku membenarkannya, maka rasanya aku tak perlu hidup lagi karena aku sudah tidak beruntung dari semenjak ibuku melahirkanku. Aku pun akan takut dengan kehidupan, dan mungkin tidak akan berniat untuk bertahan melanjutkannya. Sedangkan jika aku menyalahkannya, sayangnya dengan kondisiku saat ini kalimat itu menjadi terasa benar untukku. Adakalanya aku selalu ingin berlari dari kenyataan ini. Mungkin keberuntungan itu ada jika kita tidak ada, daripada harus selalu berlari, membuatmu selalu ingin tidur. Aku ingin sekali bersemangat, mengembalikan hari-hari yang terasa direngut oleh kekecewaan akan hidup ini.
Mungkin kalimat yang benar adalah:
“Manusia yang beruntung adalah manusia yang bahagia dunia dan akhirat”
Sayangnya aku merasa bukan manusia itu, karena saat ini aku sedang mengeluh tentang hidup dan kehidupan.
No comments:
Post a Comment